PT Rekayasa Atmosphere Indonesia dan KLHK Mitigasi KARHUTLA di Provinsi Riau

Provinsi Riau merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang sering menghadapi ancaman Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Setiap tahunnya, terutama pada musim kemarau, ribuan hektar hutan dan lahan terbakar. Di dukung pernyataan tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menetapkan status siaga darurat Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Hal ini tentunya menyebabkan kerugian ekonomi yang besar, kerusakan ekosistem, serta dampak kesehatan yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Karhutla di Provinsi Riau juga berkontribusi signifikan terhadap pencemaran udara di kawasan Asia Tenggara akibat dari kabut asap yang dihasilkan. Berdasarkan uraian tersebut, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Tentara Nasional Angkatan Udara (TNI AU) dan PT. Rekayasa Atmosphere Indonesia melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) selama 13 hari mulai dari tanggal 20 Juli-01 Agustus 2024.

Kegiatan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Provinsi Riau dilakukan di Pos Komando (Posko) OMC berlokasi di Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin yang terletak di Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Pelaksanaan Operasi Modifikasi cuaca didukung oleh armada pesawat Casa 212-200 dengan registrasi A-2107 milik Skadron 4 TNI AU. Selama pelaksanaan kegiatan OMC periode 20 Juli – 01 Agustus 2024, telah dilaksanakan 15 Sorti penerbangan penyemaian awan dengan total 36 Jam 55 menit penerbangan. Total bahan semai yang telah digunakan untuk operasi OMC adalah sebanyak 12.120 Kg.

Selama kegiatan OMC berlangsung, penyemaian awan dilakukan pada daerah datangnya angin (upwind) area target (Provinsi Riau) dengan target prioritas pada titik terjadinya kebakaran lahan gambut (apabila memungkinkan). Hal tersebut bertujuan untuk memaksimalkan potensi pertumbuhan awan agar dapat terbawa hingga ke daerah target dan menjadi hujan. Pemilihan wilayah penyemaian awan setiap harinya di prioritaskan pada potensi pertumbuhan awan yang berada di wilayah Provinsi Riau dengan tujuan untuk membantu menambah curah hujan diwilayah provinsi Riau guna pencegahan ataupun menanggulangi kebakaran lahan gambut yang terjadi di Provinsi Riau.

 Penyemaian awan dalam kegiatan OMC selama periode 20 Juli – 01 Agustus 2024 dilakukan di beberapa daerah di Provinsi Riau, diantaranya adalah Kab. Pelalawan, Kab. Indragiri Hulu, Pulau Mendol, Kab. Kampar, Kab. Indragiri Hilir, Kota Pekanbaru, Kota Dumai, Kab. Rokan Hulu, Kab. Bengkalis, Kab. Siak, Kab. Rokan Hilir, Pulau Rupat, dan Kep. Meranti.

Sepanjang pelaksanaan kegiatan OMC di wilayah provinsi Riau periode 20 Juli – 01 Agustus 2024 dapat memberikan penambahan curah hujan yang cukup signifikan. Hal ini dilihat dari akumulasi presipitasi selama 13 hari hari yang terhitung dari tanggal 20 Juli – 01 Agustus 2024. Data presipitasi tersebut diperoleh dari satelit GSMaP JAXA.

Dilihat dari akumulasi presipitasi pada periode pelaksanaan OMC 20 Juli – 01 Agustus 2024 di area target. Secara spasial, dalam 13 hari kegiatan, curah hujan di Provinsi Riau berkisar 5 mm/13hari hingga 200 mm/13 hari. Presipitasi tersebut tersebar merata di wilayah Provinsi Riau, kecuali di bagian Selatan Provinsi Riau (Kab.Kuantan Singingi, Kab. Indragiri Hulu dan Kab. Indragiri Hilir) yang masih sulit ditemukan awan potensial hujan. Hujan dengan intensitas cukup tinggi berkisar 75 – 200 mm/13 hari terjadi di Pekanbaru bagian Selatan, Kab. Kampar bagian Timur, Kab. Siak bagian Barat,Utara Kab. Bengkalis, Kab. Rokan Hilir dan Kota Dumai. Sehingga melalui operasi OMC, potensi awan dapat di maksimalkan menjadi hujan di area target.

Scroll to Top